Arti Kata Sifat Jujur Adalah

Arti Kata Sifat Jujur Adalah

Tidak Takut akan Mati

Jika ajal sudah menjemput, maka tidak ada yang bisa mencegah atau lari darinya. Kematian merupakan sebuah kepastian dan setiap orang yang hidup pasti akan mati. Seorang muslim tidak akan takut dengan kematian, apalagi mati syahid.

“Dimana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh…”. (QS. An-Nisa :78)

Salah satu yang menyebabkan adanya rasa takut dalam diri yaitu perasaan ragu-ragu. Jika seseorang merasa ragu dengan kebenaran yang mereka lakukan, pastinya mereka akan menghadapi risiko. Namun, jika mereka penuh dengan keyakinan, akan muncul keberanian. Rasulullah SAW sendiri pernah mengajarkan.

“Tinggalkanlah apa yang meragukanmu, menuju apa-apa yang tidak meragukanmu”. (HR. Tirmidzi dan Nasa’i)

Makna Jujur dalam Niat

Merujuk pada sumber yang sama, jujur dalam niat merupakan ketulusan dan ketepatan antara apa yang ditampakkan dan yang disembunyikan. Jika seseorang tidak jujur dalam niat, maka ia tampak melakukan suatu amalan karena Allah SWT padahal di dalam hati justru sebaliknya.

Orang yang berbuat hal tersebut pada hari kiamat kelak akan dibongkar oleh Allah SWT. Isi hatinya akan diperlihatkan dan dimintai pertanggungjawaban, dalam surah An Nisa ayat 108, Allah SWT berfirman:

يَسْتَخْفُونَ مِنَ ٱلنَّاسِ وَلَا يَسْتَخْفُونَ مِنَ ٱللَّهِ وَهُوَ مَعَهُمْ إِذْ يُبَيِّتُونَ مَا لَا يَرْضَىٰ مِنَ ٱلْقَوْلِ ۚ وَكَانَ ٱللَّهُ بِمَا يَعْمَلُونَ مُحِيطًا

Artinya: "Mereka dapat bersembunyi dari manusia, tetapi mereka tidak dapat bersembunyi dari Allah, karena Allah beserta mereka, ketika pada suatu malam mereka menetapkan keputusan rahasia yang tidak diridhai-Nya. Dan Allah Maha Meliputi (ilmu-Nya) terhadap apa yang mereka kerjakan."

Menurut buku PAI dan Budi Pekerti untuk Kelas X karya Nenden Munawaroh dan Ijudin, niat yang baik dan tulus serta ikhlas karena Allah akan bernilai ibadah. Niat yang baik tentu akan dilaksanakan dengan sikap jujur.

Selain jujur dalam niat, ada juga jujur dalam ucapan atau lisan. Mereka yang jujur seperti ini menjaga segala ucapan yang keluar dari mulutnya.

Dengan demikian, seseorang tidak menyebarkan sesuatu yang belum jelas kebenarannya. Selain itu, tentu saja mereka berdoa kepada Allah SWT agar selalu menjaga diri untuk jujur dalam lisan.

Selanjutnya ada jujur dalam perbuatan yang berarti dalam beramal selalu terikat dengan syariat. Mereka yang jujur dalam perbuatan selalu beramal dengan rasa ikhlas dan mengharap ridha Allah SWT tanpa dicampuri niat lain.

Syaja’ah adalah – Sebagai umat muslim, tentu kita tahu bahwa Agama Islam mengajarkan kepada umatnya tentang berbagai macam sifat atau akhlak baik ataupun peringatan akan akhlak yang buruk. Di antaranya yaitu dengan meneladani dan mempelajari sifat-sifat yang diajarkan oleh Rasulullah SAW yang mana salah satunya yaitu sikap syaja’ah.

Lalu, apa sih sebenarnya sifat syaja’ah ini dan apa manfaatnya untuk umat Islam yang mengamalkan sifat ini dalam kehidupan sehari-hari?

Jadi, syaja’ah adalah akhlak mulia yang mengajarkan setiap umat muslim untuk berani bertindak yang didasari oleh kebenaran. Setiap muslim seharusnya mempunyai akhlak mulia yang disebut dengan syaja’ah. Terlebih lagi, sifat yang satu ini mempunyai keterkaitan dengan kejujuran.

Syaja’ah adalah kemampuan dalam menundukkan jiwa supaya selalu tegar, teguh, dan tetap bergerak maju meskipun dihadapkan dengan musuh, masalah hidup, ataupun musibah. Dengan begitu, orang-orang yang memiliki jiwa syaja’ah akan selalu menggunakan akal sehatnya dalam mengendalikan hawa nafsu supaya tidak bertindak seenaknya.

Islam sendiri memerintahkan kepada para umatnya agar tidak menjadi penakut atau pengecut. Hal tersebut karena kedua hal tersebut bisa menyebabkan kegagalan dan juga kekalahan.

Lalu, salah satu sifat yang diajarkan oleh Islam adalah berani atau syaja’ah. Kata syaja’ah ini juga mempunyai beberapa arti lain, seperti misalnya kekuatan, keberanian, kegagahan, tekun, kekuatan hati, sabar, tenang, dan juga menguasai diri. Sedangkan secara terminologi, kata syaja’ah adalah keteguhan hati dan juga keberanian tetap maju untuk menghadapi berbagai masalah hidup, musuh, hingga musibah.

Menurut buku yang berjudul Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti Kelas XI, menjelaskan bahwa syaja’ah juga memiliki makna berani dalam membela kebenaran dan berani untuk bertindak selama di jalan yang benar.

Jadi, dapat kita simpulkan bahwa keberanian ini harus dilandasi dengan kebenaran menurut syariat Islam dan tidak memihak hal yang salah. Adapun lawan dari sifat syaja’ah adalah al jubn yang artinya pengecut.

Orang-orang yang memiliki sifat pengecut ini biasanya tidak ada komitmen yang kuat dalam mengedepankan kebenaran. Sikap mereka sangat bergantung dengan hawa nafsunya. Diri seorang pengecut ini akan melunak dan mengkhianati kebenaran apabila melakukan kebenaran akan mengantarkannya pada kerugian terhadap dirinya sendiri. Misalnya saja, gentar dengan celaan manusia, takut kehilangan harta dunia, dan juga takut menghadapi risiko dari sebuah perjuangan.

Oleh karena itu, sikap pengecut ini sebenarnya lebih dekat dengan kekalahan. Orang yang memiliki sikap pengecut cenderung lebih rentan mengalami kehinaan dan juga kegagalan. Dirinya akan merasa lebih takut kepada manusia daripada takut dengan Allah SWT.

Sebaliknya, syaja’ah disini dapat menjadi jalan untuk mewujudkan kemenangan dalam keimanan. Seorang muslim tidak boleh takut dalam mengemban tugas agama apabila ingin memperoleh kegemilangan. Hati kita harus dituntun oleh keimanan, sehingga tidak akan ada rasa gentar di dalam diri.

Allah SWT sudah memerintahkan hambanya untuk berani melakukan sesuatu karena kebenaran. Allah SWT berfirman di dalam Al-Quran, yang mana artinya:

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (Q.S. Ali Imran/3: 139)

Sifat syaja’ah sendiri dibagi menjadi dua macam, yaitu syaja’ah harbiyah dan syaja’ah nafsiyah. Berikut ini adalah penjelasan selengkapnya:

Syaja’ah harbiyah merupakan keberanian untuk melawan kemungkaran yang terlihat ataupun tidak terlihat oleh mata atau keberanian dalam berperang di jalan Allah SWT. Misalnya saja, keberanian dalam menghadapi musuh dalam peperangan untuk menegakkan Agama Allah. Keberanian ini telah dijelaskan di dalam Al-Quran, tepatnya di Surat Al-Anfal ayat 15-16. Allah SWT berfirman, yang artinya:

“Wahai orang yang beriman! Apabila kamu bertemu dengan orang-orang kafir yang akan menyerangmu, maka janganlah kamu berbalik membelakangi mereka (mundur). Dan barangsiapa mundur pada waktu itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka sungguh, orang itu kembali dengan membawa kemurkaan dari Allah, dan tempatnya adalah neraka Jahanam, seburuk-buruk tempat kembali.”

Sementara itu, syaja’ah nafsiyah merupakan keberanian dalam menegakkan kebenaran dan juga menghadapi bahaya ataupun penderitaan. Misalnya saja, keberanian mengungkapkan hal-hal yang benar, mengendalikan hawa nafsu marah, dan mengakui kesalahan. Islam sangat tidak menyukai orang yang pengecut, lemah, dan juga penakut. Orang yang lemah ataupun penakut umumnya tidak berani untuk mempertahankan hidup, sehingga sangat mudah putus asa.

Ketakutan tersebut di antaranya yaitu karena takut dikucilkan di dalam lingkungannya, takut karena berlainan sikap dengan banyak orang, dan takut untuk membela sebuah kebenaran dan juga keadilan.

Syaja’ah adalah keberanian yang berdasar pada kebenaran, dilakukan dengan penuh pertimbangan serta perhitungan untuk mengharapkan ridha Allah SWT. Keberanian atau syaja’ah adalah jalan untuk mewujudkan sebuah kemenangan dalam keimanan.

Tidak boleh ada kata gentar dan takut untuk Muslim ketika mengemban tugas jika ingin meraih kemenangan. Semangat keimanan yang ada di dalam diri akan selalu menuntunmu agar tidak takut dan gentar sedikitpun.

Dari dua jenis sifat syaja’ah yang sudah dijelaskan di atas, syaja’ah bisa terimplementasikan menjadi beberapa bentuk contoh syaja’ah, antara lain:

Quwwatul ihtimal adalah daya tahan yang besar. Dimana seseorang terbukti mempunyai sifat syaja’ah saat mereka mampu bersabar dan siap untuk menghadapi penderitaan, kesulitan, bahaya, atau yang lainnya saat berjuang di jalan Allah SWT. Kisah perjuangan para nabi dan juga para sahabatnya di Makkah menggambarkan hal tersebut.

Perhatikan bagaimana mereka terus bertahan meski dalam suasana tertekan. Smpai sebagian dari mereka harus gugur syahid, seperti misalnya Tasi dan Sumayyah, sebagian lainnya mengalami penyiksaan, misalnya saja Bilal dan Amr bin Yasir, dan sebagiannya lagi harus rela berhijrah meninggalkan tanah kelahirannya menuju Habasyah atau Ethiopia demi mempertahankan iman serta mengembangkan dakwah.

Al-Inshafu Min Adz-Dzati

Al-Inshafu Min Adz-Dzati artinya bersikap objektif pada diri sendiri. Orang yang memiliki sifat syaja’ah akan menilai dirinya secara objektif dan juga meyakini bahwa dirinya mempunyai kekurangan dan juga kelebihan.

Kaitannya Syaja’ah dengan Kejujuran

Syaja’ah ternyata berkaitan dengan sikap jujur atau kejujuran. Orang-orang yang berani mengemban tugas mulia selalu berbuat atas dasar kejujuran. Setidaknya, terdapat tiga alasan kaitannya antara syaja’ah dengan kejujuran, antara lain:

✔ Tentang KBBI daring ini

Aplikasi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ini merupakan KBBI Daring (Dalam Jaringan / Online tidak resmi) yang dibuat untuk memudahkan pencarian, penggunaan dan pembacaan arti kata (lema/sub lema). Berbeda dengan beberapa situs web (laman/website) sejenis, kami berusaha memberikan berbagai fitur lebih, seperti kecepatan akses, tampilan dengan berbagai warna pembeda untuk jenis kata, tampilan yang pas untuk segala perambah web baik komputer desktop, laptop maupun telepon pintar dan sebagainya. Fitur-fitur selengkapnya bisa dibaca dibagian Fitur KBBI Daring.

Database utama KBBI Daring ini masih mengacu pada KBBI Daring Edisi III, sehingga isi (kata dan arti) tersebut merupakan Hak Cipta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbud (dahulu Pusat Bahasa). Diluar data utama, kami berusaha menambah kata-kata baru yang akan diberi keterangan tambahan dibagian akhir arti atau definisi dengan "Definisi Eksternal". Semoga semakin menambah khazanah referensi pendidikan di Indonesia dan bisa memberikan manfaat yang luas. Aplikasi ini lebih bersifat sebagai arsip saja, agar pranala/tautan (link) yang mengarah ke situs ini tetap tersedia. Untuk mencari kata dari KBBI edisi V (terbaru), silakan merujuk ke website resmi di kbbi.kemdikbud.go.id

Tidak semua hasil pencarian, terutama jika kata yang dicari terdiri dari 2 atau 3 huruf, akan ditampilkan semua. Jika hasil pencarian dari daftar kata "Memuat" sangat banyak, maka hasil yang dapat langsung di klik akan dibatasi jumlahnya. Selain itu, untuk pencarian banyak kata sekaligus, sistem hanya akan mencari kata yang terdiri dari 4 huruf atau lebih. Misalnya yang dicari adalah "air, minyak, larut", maka hasil pencarian yang akan ditampilkan adalah minyak dan larut saja.

Untuk pencarian banyak kata sekaligus, bisa dilakukan dengan memisahkan masing-masing kata dengan tanda koma, misalnya: ajar,program,komputer (untuk mencari kata ajar, program dan komputer). Jika ditemukan, hasil utama akan ditampilkan dalam kolom "kata dasar" dan hasil yang berupa kata turunan akan ditampilkan dalam kolom "Memuat". Pencarian banyak kata ini hanya akan mencari kata dengan minimal panjang 4 huruf, jika kata yang panjangnya 2 atau 3 huruf maka kata tersebut akan diabaikan.

Edisi online/daring ini merupakan alternatif versi KBBI Offline yang sudah dibuat sebelumnya (dengan kosakata yang lebih banyak). Bagi yang ingin mendapatkan KBBI Offline (tidak memerlukan koneksi internet), silakan mengunjungi halaman web ini KBBI Offline. Jika ada masukan, saran dan perbaikan terhadap kbbi daring ini, silakan mengirimkan ke alamat email: ebta.setiawan || gmail || com

Kami sebagai pengelola website berusaha untuk terus menyaring iklan yang tampil agar tetap menampilkan iklan yang pantas. Tetapi jika anda melihat iklan yang tidak sesuai atau tidak pantas di website kbbi.web.id, ini silakan klik Laporkan Iklan

Rasa Takut kepada Allah SWT

Selama seseorang itu masih yakin bahwa yang dilakukannya berlandaskan perintah Allah SWT, maka orang tersebut memiliki sikap tidak takut kepada siapapun, kecuali dengan Allah SWT. Jika ada yang membuatnya merasa takut, maka ia harus yakin bahwa Allh SWT adalah sebaik-baiknya penolong dan pelindung.

“Cukuplah Allah yang menjadi Penolong kami, dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung”. (QS. Ali-Imran : 173)

Penerapan Syaja’ah dalam Islam

Penerapan syaja’ah di dalam Islam mempunyai berbagai macam bentuk. Syaja’ah disini bisa dipraktikkan sesuai dengan profesi yang diperankan setiap umat Islam. Berikut ini adalah beberapa contoh penerapan syaja’ah dalam kehidupan sehari-hari, antara lain:

✔ Tentang KBBI daring ini

Aplikasi Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) ini merupakan KBBI Daring (Dalam Jaringan / Online tidak resmi) yang dibuat untuk memudahkan pencarian, penggunaan dan pembacaan arti kata (lema/sub lema). Berbeda dengan beberapa situs web (laman/website) sejenis, kami berusaha memberikan berbagai fitur lebih, seperti kecepatan akses, tampilan dengan berbagai warna pembeda untuk jenis kata, tampilan yang pas untuk segala perambah web baik komputer desktop, laptop maupun telepon pintar dan sebagainya. Fitur-fitur selengkapnya bisa dibaca dibagian Fitur KBBI Daring.

Database utama KBBI Daring ini masih mengacu pada KBBI Daring Edisi III, sehingga isi (kata dan arti) tersebut merupakan Hak Cipta Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemdikbud (dahulu Pusat Bahasa). Diluar data utama, kami berusaha menambah kata-kata baru yang akan diberi keterangan tambahan dibagian akhir arti atau definisi dengan "Definisi Eksternal". Semoga semakin menambah khazanah referensi pendidikan di Indonesia dan bisa memberikan manfaat yang luas. Aplikasi ini lebih bersifat sebagai arsip saja, agar pranala/tautan (link) yang mengarah ke situs ini tetap tersedia. Untuk mencari kata dari KBBI edisi V (terbaru), silakan merujuk ke website resmi di kbbi.kemdikbud.go.id

Tidak semua hasil pencarian, terutama jika kata yang dicari terdiri dari 2 atau 3 huruf, akan ditampilkan semua. Jika hasil pencarian dari daftar kata "Memuat" sangat banyak, maka hasil yang dapat langsung di klik akan dibatasi jumlahnya. Selain itu, untuk pencarian banyak kata sekaligus, sistem hanya akan mencari kata yang terdiri dari 4 huruf atau lebih. Misalnya yang dicari adalah "air, minyak, larut", maka hasil pencarian yang akan ditampilkan adalah minyak dan larut saja.

Untuk pencarian banyak kata sekaligus, bisa dilakukan dengan memisahkan masing-masing kata dengan tanda koma, misalnya: ajar,program,komputer (untuk mencari kata ajar, program dan komputer). Jika ditemukan, hasil utama akan ditampilkan dalam kolom "kata dasar" dan hasil yang berupa kata turunan akan ditampilkan dalam kolom "Memuat". Pencarian banyak kata ini hanya akan mencari kata dengan minimal panjang 4 huruf, jika kata yang panjangnya 2 atau 3 huruf maka kata tersebut akan diabaikan.

Edisi online/daring ini merupakan alternatif versi KBBI Offline yang sudah dibuat sebelumnya (dengan kosakata yang lebih banyak). Bagi yang ingin mendapatkan KBBI Offline (tidak memerlukan koneksi internet), silakan mengunjungi halaman web ini KBBI Offline. Jika ada masukan, saran dan perbaikan terhadap kbbi daring ini, silakan mengirimkan ke alamat email: ebta.setiawan || gmail || com

Kami sebagai pengelola website berusaha untuk terus menyaring iklan yang tampil agar tetap menampilkan iklan yang pantas. Tetapi jika anda melihat iklan yang tidak sesuai atau tidak pantas di website kbbi.web.id, ini silakan klik Laporkan Iklan

Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!

Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!

Jujur dalam niat artinya seseorang memiliki motivasi dari dirinya dalam beramal saleh. Hal ini dilakukan semata-mata mengharap ridha Allah SWT.

Jujur sendiri termasuk ke dalam sifat terpuji yang dianjurkan dalam Islam. Dari segi bahasa, jujur berasal dari kata sadaqa atau sidq yang artinya benar.

Perintah berperilaku jujur tercantum dalam sejumlah dalil, salah satunya hadits dari Abdullah bin Mas'ud. Rasulullah SAW bersabda,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sesungguhnya kejujuran itu membawa pada kebaikan dan kebaikan itu membawa (pelakunya) ke surga dan orang yang membiasakan dirinya berkata benar (jujur) sehingga ia tercatat di sisi Allah sebagai orang yang benar." (HR Bukhari dan Muslim)

Mengutip buku Al-Qur'an Hadis Madrasah Tsanawiyah Kelas IX tulisan H Aminudin dan Harjan Syuhada, jujur terbagi ke dalam sejumlah aspek. Jujur dalam niat termasuk salah satunya.

Tidak Memprioritaskan Kekuatan Materi

Kekuatan materi memang dibutuhkan dalam perjuangan, namun materi bukanlah segalanya, Allah lah yang menentukan segala sesuatunya. Jadi, jangan pernah menomorsatukan kekuatan materi.

Milku An-Nafsi Inda Al-Ghadhabi

Milku An-Nafsi Inda Al-Ghadhabi artinya menguasai diri ketika marah. Salah satu ciri orang yang mempunyai sifat syaja’ah yaitu memiliki ketangguhan dalam melawan hawa nafsu dan juga amarah. Walaupun dalam kondisi yang emosi, mereka akan tetap bisa berpikir jernih.